Kamis, 23 November 2017

Jenis-Jenis Instrumen Investasi

Investasi merupakan penanaman modal berupa uang atau barang berharga lainnya dengan tujuan untuk melipatgandakan kekayaannya. Selain untuk menambah kekayaan, investasi juga bermanfaat untuk meminimalkan tekanan inflasi. Dengan berinvestasi, nilai kekayaan yang dimiliki seseorang dapat lebih menyesuaikan dengan nilai inflasi. Jenis Instrumen invenstasi adalah sebagai berikut:

1. Properti

Properti bisa dijadikan alat Investasi karena nilainya yang cenderung naik dari tahun ke tahun. Selain dari kenaikan nilainya, investasi properti juga sangat menguntungkan karena jika dikelola dapat memberikan pemasukan tetap per bulan atau per tahun. 

(+) Kelebihan Investasi Properti
  • Nilai properti cenderung naik dari waktu ke waktu, terutama bila sudah direnovasi.
  • Bisa dipergunakan sebagai passive income, yaitu setelah membeli mungkin rumah dipergunakan sebagai kos-kosan.
  • Properti bisa dipergunakan sebagai jaminan bila suatu ketika kondisi keuangan investor sedang di ujung tanduk.

(-) Kekurangan Investasi Properti
  • Bila investor membeli properti secara kredit, maka bisa jadi biaya cicilan bila ditotal jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan membeli secara tunai.
  • Untuk membeli secara tunai dibutuhkan modal yang sangat besar, terlebih bila properti berada pada lokasi yang strategis.
  • Bisa juga membeli properti dengan harga terjangkau yang tidak terlalu mahal, namun lokasinya biasanya sangat jauh dari mana-mana dan malah menyulikan investor bila ingin menjualnya lagi.
  • Bila ternyata bahan-bahan dalam pembuatan properti tersebut kurang bagus, maka investor harus mengeluarkan biaya lagi untuk merenovasi.
  • Bila investor tidak sanggup membayar cicilan yang itu artinya properti disita, maka uang yang sudah terlanjur dibayarkan tidak akan kembali lagi.
  • Likuiditasnya rendah, dalam arti bila investor membutuhkan dana segar dan cepat, investor tak bisa langsung mendapatkan uang dari hasil penjualan properti.
- 4 Langkah untuk Membeli Investasi Properti
  • Tentukan Anggaran Anda. Ada dua hal yang harus Anda seimbangkan; uang muka atau down payment, serta cicilan bulanan. Semakin tinggi uang muka yang dibayarkan, semakin rendah jumlah cicilan bulanan yang harus Anda bayar. Sebagai aturan dasar, seseorang tidak boleh mengeluarkan di atas 35% dari penghasilannya untuk pembayaran utang. Contohnya, jika penghasilan seseorang adalah Rp 10 juta per bulan, maka jumlah cicilan KPR nya tidak boleh lebih dari Rp 3,5 juta. Dengan KPR Rp 3,5 juta dan tabungan sebanyak Rp 50 juta untuk uang muka, maka  anggaran untuk properti tersebut sekitar Rp 250 juta.
  • Lokasi, lokasi, lokasiSeberapa cepatnya sebuah properti dapat disewakan sangat tergantung pada lokasi. Berikut ini beberapa area yang hampir pasti akan menarik penyewa: 
  1. Berlokasi di dekat sekolah bagus 
  2. Berlokasi dekat pusat perbelanjaan atau area komersial 
  3. Berlokasi dekat area perkantoran 
  4. Tidak 'disiram' matahari siang
  • Keuntungan Penjualan Barang ModalCapital gains merupakan perbedaan nilai properti sekarang dari harga pembelian. Contohnya, jika seseorang membeli sebuah properti seharga Rp 500 juta dan menjualnya kembali dengan harga Rp 700 juta, maka keuntungan penjualan barang modalnya sebesar Rp 200 juta. Properti di daerah sedang berkembang adalah pilihan yang terbaik untuk meningkatkan ini, terutama jika orang tersebut cukup beruntung untuk membeli hunian tersebut sebelum resmi diluncurkan –harganya tentu akan sedikit lebih murah.
  • Selidiki Developer atau Pemilik Proyek, Seringkali kualitas dari developer properti bisa mempengaruhi besarnya keuntungan dari penjualan barang modal. Pilih developer yang biasa menyelesaikan proyek tepat waktu dan terkenal mau mengembangkan properti tersebut berikut daerah sekitarnya dengan baik, misalnya dengan membangun jalan dan infrastruktur pendukung lainnya.
- Return dan Risiko

1. Return

Apabila kita mau menghitung ROI (return of invesment) investasi properti secara sederhana maka ini sangat mudah dilakukan. Misalkan ada sebuah properti dengan harga beli 1.000.000 dan biaya renovasi sebesar 500.000. Properti tersebut lalu mengalami kenaikan dan memiliki nilai 2.000.000. Maka… ROI = (2.000.000 (1.000.000+500.000) ) / (1.000.000 +500.000) = 500.000/1.500.000 = 33%. Namun tentunya, perhitungan pada kenyataannya  menjadi rumit karena ada berbagai hal yang dipertimbangkan.

Pertama, pembelian biasa dilakukan dengan menggunakan cicilan yang akan membuat total biaya menjadi lebih besar. Perhitungan juga menjadi lebih rumit apabila bunga cicilan tidak tetap tapi mengacu pada pasaran. Akan ada asumsi yang harus dibuat ketika melakukan perhitungan berdasarkan potensi pasar. 

Selain itu, ada banyak biaya yang perlu diperhitungkan selain biaya renovasi. Banyak biaya akan dikeluarkan saat pembelian dan penjualan, seperti misalnya pajak, komisi agen, biaya administrasi, dan lain-lain. Jangan lupa bahwa rumah juga memerlukan perawatan yang memakan biaya.

Jadi seperti bisa dilihat, perhitungan ROI untuk investasi properti dapat dilakukan secara mudah ataupun komplex bergantung pada kebutuhan dan variabel apa saja yang mau dimasukkan dalam perhitungan. Yang terpenting adalah mengerti tujuan dari perhitungan yang mau dilakukan dan menggunakan variabel yang sesuai.

2. Risiko Investasi Properti
  • Regulasi pemerintah, hal ini juga menjadi resiko tersendiri bagi para pebisnis dan investor properti, regulasi pemerintah yang sering menghambat, seringkali perizinan akan memakan proses panjang dan ketat karena hal ini berkaitan dengan tata kota dan ruang, dan apesnya lagi jika perizinan ditolak.
  • Bencana alam, Bencana alam bisa terjadi kapan saja, dan dapat menimpa siapa saja, termasuk menghancurkan properti yang anda miliki. jika bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami menghancurkan properti anda, jelas hal ini akan menyebabkan kerugian yang besar. 
  • Permasalahan kredit properti bank, Karena bank mengalami kebangkrutan maka bank tidak bisa memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan lainnya, dan perusahaan-perusahaan yang mengandalkan pinjaman bank untuk operasi usahanya tentu juga akan mengalami kesulitan keuangan, dan efek ini mempengaruhi segala sektor ekonomi seperti efek domino.
  • Membutuhkan perawatan, ketika anda memiliki properti, anda juga memerlukan sebuah perawatan agar harga properti tidak mengalami penurunan. 
- Ragam Produk
  • Investasi Tanah Kosong, Investasi tanah kosong maupun tanah kavling adalah investasi properti yang paling mendasar. Investasi ini sering digunakan orang sejak dulu untuk mewariskan harta pada keturunannya. 
  • Investasi Rumah Sewa, Investasi rumah sewa dapat dilakukan jika Anda memiliki lebih dari satu rumah dimana rumah tersebut tidak digunakan untuk tinggal pribadi. Dari segi pembelian rumah sewa Pastikan detil rumah tersebut sesuai dengan kebutuhan pasar di sekitar lokasi itu. 
  • Investasi Ruko, Investasi ruko merupakan investasi properti dengan yield yang cukup tinggi. Yield yang dijanjikan umumnya sebesar 6% – 9% per tahun, karenanya investasi ruko termasuk investasi dengan quick return. 
  • Investasi Unit Ruang Perkantoran, Umumnya investasi unit ruang perkantoran hanya banyak di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.  Yield yang dijanjikan secara umum adalah ± 7% – 10% per tahun sehingga investasi ini termasuk dalam investasi dengan quick return.
  • Investasi Unit Apartemen, Karena mobilitas masyarakat yang tinggi, lama-kelamaan dibutuhkan tempat tinggal yang berada di pusat kota. 
  • Investasi Unit Condotel (Villatel), Condotel memiliki konsep yang mirip dengan apartemen. Perbedaannya adalah ada manajemen yang membuat unit condotel dapat disewakan seperti sistem hotel. 
  • Investasi Rumah Kost (Indekos), Ada dua jenis rumah kost yang sering digunakan untuk investasi. Kedua jenis tersebut adalah rumah kost yang berbentuk rumah biasa serta bangunan yang berbentuk seperti apartemen. 
  • Investasi Unit Kios (Toko, )Investasi unit kios atau toko umumnya terletak pada pasar. Ada beberapa macam pasar yang dapat digunakan untuk membuka kios atau toko. 



2. Logam Mulia

Logam Mulia menjadi instrumen Investasi karena karena merupakan aset nyata yang dalam jangka panjang nilainya selalu naik dan jarang mengalami penurunan secara signifikan. Logam Mulian juga merupakan jenis investasi yang paling aman  Selain dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dan penawaran serta ketersediaan tambang emas, harga emas juga dipengaruhi oleh naik turunnya nilai mata uang USD.

(+) Kelebihan Investasi Logam Mulia

  • Sifatnya yang Mudah Dicairkan, Berbeda halnya dengan investasi emas yang memberikan keleluasaan bagi para pemegang investasi ini untuk dapat mencairkannya ke dalam bentuk uang tunai dengan cara yang relatif mudah dan waktu yang relatif singkat serta lebih fleksibel daripada jenis investasi lainnya.
  • Bebas Pajak, Memiliki emas sebagai barang investasi merupakan pilihan yang tepat bila Anda menginginkan investasi bebas pajak.
  • Melindungi Nilai Kekayaan, Dengan kecenderungan nilainya yang meningkat dari tahun ke tahun, maka emas sangat cocok bila disebut sebagai investasi yang paling mampu melindungi nilai kekayaan seseorang. 

(-) Kekurangan Investasi Logam Mulia

  • Risiko Kehilangan Yang Cukup Tinggi, Investasi emas dalam bentuk batangan dengan jumlah yang cukup banyak juga rawan dengan risiko perampokan. Maka untuk melindungi aset mereka, pemegang investasi emas biasanya bersedia membayar lebih banyak dana untuk menyewa safe deposit box yang merupakan fasilitas sebuah bank untuk menyimpan berkas maupun barang milik nasabah yang dirasa memiliki nilai yang cukup tinggi.
  • Harganya Fluktuatif, Meski kecenderungan harga emas selalu meningkat, namun peningkatan itu tidak lantas terjadi setiap hari dan bukanlah suatu kejadian yang memakan sedikit waktu. Disebut memiliki kecenderungan peningkatan harga emas karena tinjauannya dilakukan dalam waktu beberapa tahun.
  • Dampaknya Sangat Kecil Terhadap Ekonomi Riil, Memiliki investasi emas tidak bisa memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi secara riil. Hal ini disebabkan bahwa keuntungan yang dimiliki cenderung digunakan untuk kepentingan pribadi investor.
  • Merupakan Investasi Jangka Panjang, Investasi emas bukanlah alternatif yang cocok bagi investor yang menginginkan keuntungan dalam waktu cepat.
  • Harganya Cenderung Melambat Ketika Kondisi Ekonomi Stabil, Harga emas cenderung mengalami peningkatan ketika kondisi ekonomi dalam keadaan tidak stabil. Bisa jadi dalam waktu ini terjadi inflasi yang menyebabkan kenaikan dan juga penurunan harga emas. 

- Bagaimana cara membelinya?

  • Teknik Investasi Emas Klasik, Menerapkan teknik investasi emas klasik maksudnya adalah membeli emas disaat harga cukup murah dan menjualnya kalau sudah naik dan selisih jualnya cukup banyak. 
  • Membuat Tabungan Emas, Menabung emas memang benar-benar kita menabung menggunakan emas, bukan uang. Misalnya tiap bulan kita akan menabung 1 gram emas. Saat tabungan ini sudah terkumpul, maka kita bisa jadikan sebagai alat untuk membeli berbagai macam kebutuhan.
  • Investasi Emas Dijadikan Modal Usaha, Strategi yang satu ini seringkali dijalankan dengan sistem gadai. Jadi misalnya Anda memiliki emas 100 gram, maka untuk meningkatkan nilai emas, kita sebaiknya menggadaikannya. Kemudian, uang hasil gadai dijadikan modal usaha dan bisnis. 

- Return dan Risiko
1. Return
Dalam catatan detikFinance, harga emas fisik milik Antam terendah dalam 2 tahun terakhir di level Rp 498.000 pada 25 Juni 2013. Saat itu, harga spot emas berada di level US$ 1.286 per troy ounceArtinya, investasi di emas batangan sudah mencatatkan keuntungan 17,67% dalam 2 tahun. (https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3028781/ini-keuntungan-investasi-emas-batangan-dalam-2-tahun)


2. Risiko

  • Emas palsu, ini merupakan resiko yang benar-benar wajib untuk dihindari, sebab pada dasarnya kita tidak mengerti dan mengenali dengan baik kandungan yang terdapat di dalam emas yang kita miliki.
  • Investasi bodong, Investasi emas dengan iming-iming sejumlah keuntungan yang sangat besar adalah hal yang petut untuk dihindari, sebab ini kemungkinan besar adalah sebuah tindak penipuan.
  • Kehilangan, Kehilangan tentu menjadi salah satu resiko terbesar dalam kepemilikan emas, terutama dalam bentuk perhiasan yang digunakan oleh pemiliknya.
- Ragam Produk
  • Emas Batangan, Emas batangan adalah emas yang berbentuk batangan atau logam, seperti logam mulia ANTAM. Emas batangan ini merupakan investasi emas yang paling populer dan aman, karena emas batangan dapat dijual dengan mudah dan cepat serta tidak dikenai pajak ataupun biaya lainnya. 
  • Koin Emas, Koin emas sering dijadikan investasi bagi seseorang yang ingin memiliki tabungan untuk mempersiapkan ibadah haji, maka dari itu sering disebut ONH (Ongkos Naik Haji). 
  • Dinar Emas, Dinar emas merupakan sarana investasi yang tahan terhadap inflasi sehingga nilai instrinsiknya tidak menyusut. 
  • Emas kuno, Emas kuno berbentuk koin yang telah berumur ratusan hingga ribuan tahun. Emas kuno memiliki harga jual tinggi karena memiliki nilai sejarah sehingga sangat baik.
  • Emas lokal, Emas lokal (cukimmerupakan emas yang proses pemurniannya dilakukan oleh industri-industri kecil atau industri rumah tangga di suatu daerah.

3. Obligasi

Obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan. Suatu perusahaan menerbitkan obligasi atau surat hutang dalam rangka mencari pinjaman modal dengan bunga yang lebih ringan daripada suku bunga kredit. obligasi dapat menjadi instrumen Investasi karena dapat menghasilkan bunga yang lebih tinggi dari bunga bank.

(+) Kelebihan Obligasi

  • Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar obligasi.
  • Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang obligasi.
  • Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi dari kemungkinan terjadinya inflasi
  • Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli instrumen aktiva lain

(-) Kekurangan Obligasi
  • Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan negatif, apabila harga obligasi naik maka tingakat bunga akan turun dan sebaliknya.
  • Tingkat likuiditas obligasi rendah, hal ini dikarenakan pergerakan harga obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun.
  • Resiko penarikan, apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan obligasi,perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi .
  • Resiko kecurangan,apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan,maka pemegang obligasi akan menderita kerugian.

- Bagaimana cara membeli Obligasi

  1. Membuka Rekening, Bagi Anda yang akan menjadi investor obligasi, tahap awal yang perlu Anda lakukan adalah memilih perusahaan sekuritas yang memiliki divisi fixed income yang menangani pembelian dan penjualan obligasi.
  2. Pahami Produk Obligasi, Pahami secara pasti dan mendetail bahkan menyeluruh mengenai produk investasi, potensi risiko dan juga setiap keuntungan yang Anda dapatkan melalui investasi obligasi.
  3. Lakukan Analisis. Analisis perlu dilakukan agar keputusan yang diambil dapat sesuai dengan apa yang diinginkan, yaitu kestabilan pendapatan.Lakukan analisis seperti kupon, jangka waktu, nilai penerbitan dan peringkat. Pertimbangkan juga latar belakang dari profil penerbit (debitur).
  4. Amanat Beli Kepada Trader atau Broker, Jika Anda sudah melalui tahap analisis, Anda akan memperoleh jenis obligasi yang ingin dibeli. Setelah itu, Anda dapat memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi yang telah Anda pilih. Selanjutnya, pihak trader akan melakukan pembelian obligasi sesuai dengan jenis serta harga yang diinginkan.
  5. Persiapkan Dana Investasi Setelah amanat pembelian diajukan, tentu dana investasi perlu Anda persiapkan. Jangan sampai Anda mengalami keterlambatan pembayaran karena akan mendapatkan penalti.
  6. Penyelesaian Pembayaran, Pembayaran obligasi dapat dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan sekuritas yang bersangkutan. Obligasi yang Anda beli akan tercantum dalam rekening perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia). Selanjutnya, administrasi pembukuan akan dilakukan oleh bank kustodian perusahaan sekuritas.

- Return dan Risiko Obligasi

1. Return

Keuntungan investasi pada obligasi pemerintah mencapai 19% sepanjang 2016. (http://investasi.kontan.co.id/news/return-obligasi-pemerintah-capai-19)

2. Risiko
  1. Gagal bayar, Kegagalan emiten untuk melakukan pembayaran bunga serta utang pokok pada waktu yang telah ditetapkan, atau kegagalan emiten untuk memenuhi ketentuan lain yang ditetapkan dalam kontrak obligasi.
  2. Capital Loss, Obligasi yang dijual sebelum jatuh tempo dengan harga yang rendah dari harga belinya.
  3. Capability, Sebelum jatuh tempo emiten mempunyai hak untuk membeli kembali obligasi yang telah dikeluarkan. Obligasi demikian biasanya akan ditarik lagi pada saat suku bunga akan menurun. Jadi pemegang obligasi yang memiliki persyaratan capability berpotensi rugi, apabila suku bunga menurun. Biasanya untuk mengompensasi kerugian, emiten akan memberikan premium.

- Ragam Produk Obligasi

  • Obligasi Suku Bunga Tetap
  • Obligasi Suku Bunga Mengembang (Floating Rate Note)
  • Obligasi Berimbal Hasil Tinggi (Junk Bond)
  • Obligasi Tanpa Bunga
  • Obligasi Inflasi
  • Obligasi Indeks Berbasis Ekuiti
  • Obligasi Subordinasi
  • Obligasi Abadi
  • Obligasi Atas Unjuk
  • Obligasi Tercatat

4. Reksadana

Reksadana adalah bentuk inventasi di mana dana atau modal dari sekelompok investor dikumpulkan untuk dikelola oleh seorang manajer investasi dalam bentuk portofolio efek. Investasi ini tidak sulit dan dapat dimiliki masyarakat umum karena untuk berinvestasi di reksa dana tidak perlu memiliki keahlian investasi ataupun modal yang besar. Reksadana dijual dengan harga yang relatif murah yaitu sekitar Rp 100.000 sampai dengan Rp 250.00. Investasi ini memiliki resiko rendah dan likuiditas tinggi karena dapat diperjual belikan dan dicairkan setiap hari.

(+) Kelebihan Reksa dana

  • Diversifikasi investasi, Dana yang terkumpul dalam reksa dana di investasikan dalam portofolio yang terdiri dari berbagai jenis saham, obligasi, commercial paper dan surat berharga lainnya yang berbeda profil resikonya. Apabila investasi pada satu instrumen investasi merugi, maka dapat dikompensasikan dengan keuntungan dari instrument investasi yang lainnya. Oleh karena itu resiko yang timbul dalam reksa dana tidak sebesar risiko bila investasi dilakukan hanya pada satu – dua jenis surat berharga saja.
  • Pengelolaan investasi secara professional, Reksa dana dikelola oleh manajer investasi, yaitu pihak professional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam mengelola dana investasi.
  • Likuiditas yang tinggi, Dalam reksadana ada kewajiban untuk membeli kembali unit penyertaan sehingga kapan saja investor memerlukan uang tunai, bisa dengan mudah dan cepat didapatkan sesuai ketetapan masing – masing reksa dana.
  • Transparan, Manajer investasi berkewajiban untuk mengumumkan nilai aktiva bersih (NAB) portofolio reska dana setiap hari di surat kabar atau internet serta menerbitkan laporan keuangan secara rutin.
  • Murah dan terjangkau, kebanyakan unit reksa dana dapat dibeli dengan setoran awal kurang dari Rp. 500.000,-. sehingga siapapun dapat mulai berinvestasi dalam reksa dana dan mendapatkan seluruh manfaatnya.
(-) Kekurangan reksa dana
  • Return reksa dana fluktuatif dan tidak di jamin, Nilai reksa dana bisa naik atau turun hingga investor dapat kehilangan seluruh investasinya.
  • Kurangnya kendali, Sebagai investor reksa dana anda memberikan dana dan hak untuk membuat keputusan investasi mengenai surat berharga apa yang di beli atau di jual kepada manajer investasi. Oleh karena itu sangat penting untuk memilih manajer investasi yang berkualitas. Sebaliknya keputusan investasi dalam saham atau obligasi adalah sepenuhnya di tangan investor.
  • Sulit menganalisa reksadana yang berkualitas, Informasi nilai aktiva bersih (NAB) yang diberikan oleh manajer investasi hanya memberikan gambaran ddari nilai total dari portofolio di kurangi kewajiban sedangkan informasi rinci seperti kinerja perusahaan (pendapatan, laporan keuangan) tempat dana di investasikan tidak diberikan secara rinci. Sehingga investor sulit melakukan perbandingan reksa dana mana yang lebih berkualitas.

- Bagaimana cara membeli Reksadana
a. Skema MI
  • Mengisi formulir transaksi dilengkapi identitas diri.
  • Nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaan bisa berubah setiap hari tergantung waktu pengembalikan formulir pembelian plus menyetor dana ke bank kustodian. Ingat pembayaran lewat rekening atau transfer ke bank kustodian, tidak langsung secara tunai ke agen penjual atau manajer investasi.
  • Investor mendapat surat konfirmasi sebagai bukti kepemilikan, namun bisa juga manajer investasi hanya akan mengirimkan laporan bulanan tentang perkembangan hasil investasinya.
  • Cermati biaya pembelian atau biaya-biaya lain seperti biaya pengalihan dan biaya penjualan kembali.
b. Skema Bank
Selain pembelian langsung lewat MI, skema lain untuk membeli reksadana bisa melalui Bank. Ada beberapa bank yang melayani pembelian reksadana misalnya BCA, bank Mandiri dan Bank Commonwealth. Sebenarnya tidak ada perbedaan membeli reksadana antara bank atau membeli secara langsung lewat MI. Perbedaaanya jika membeli lewat bank, Anda hanya tinggal mengintegrasikan rekening tabungan untuk pemindahbukuan atau pendebetan untuk investasi reksadana.

Sedangkan bila langsung ke MI yang menjual reksadana, harus terlebih dahulu melakukan transfer dana dan konfirmasi ulang pembayaran. Namun agak disayangkan tidak semua customer service mapun tenaga marketing dibekali pengetahuan tentang reksadana, meskipun bank yang bersangkutan sebenarnya menjual reksadana. Sehingga penting bagi pihak bank untuk mempersiapkan SDM terutama customer service maupun marketing untuk memahami dengan baik apa itu reksadana.

-  Retuns dan Risiko Reksadana

1. Returns
Berdasarkan kondisi ekonomi global dan domestik dan tren suku bunga dalam jangka panjang serta kinerja historis reksa dana, bisa dikatakan bahwa antara 7-10 persen merupakan tingkat keuntungan yang wajar dalam investasi reksa dana pendapatan tetap. (http://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/11/090000226/berapa.ekspektasi.return.yang.wajar.di.reksa.dana.pendapatan.tetap.)

2. Risiko
  • Penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB), NAB reksa dana berubah setiap harinya sesuai harga pasar dari portofolio investasi yang dimilikinya. Besarnya penurunan NAB tergantung dari jenis reksa dananya, karena setiap jenis reksa dana memiliki perbedaan instrumen investasi dalam pengelolaan portofolionya.
  • Likuiditas, Jika terjadi penjualan kembali unit penyertaan secara bersamaan dalam jumlah yang besar dan melebihi alokasi dana likuid maka Manajer Investasi perlu menjual beberapa instrumen investasi dalam portofolionya. Jika hal ini terjadi, dana yang dibutuhkan untuk pembayaran penjualan kembali harus menunggu hasil penjualan instrumen investasinya.
  • Perubahan Ekonomi dan Politik serta Peraturan Perpajakan, Perubahan ekonomi dan politik bisa mempengaruhi kondisi pasar modal yang dapat menimbulkan gejolak perubahan harga pasar dari instrumen investasi yang dimiliki dalam portofolio reksa dana. Saat ini hasil investasi reksa dana bukan merupakan objek pajak.
- Produk Reksadana
1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksa dana ini menginvestasikan dana investornya ke instrumen pasar uang, seperti deposito, surat berharga, dan deposito yang periode jatuh temponya kurang dari setahun. Karena masanya lebih singkat, reksa dana ini dapat menjadi alternatif pengganti tabungan.

2. Reksa Dana Campuran (Balanced Fund)
Reksa dana Campuran adalah Reksa dana yang menginvestasikan dana investor ke instrumen saham, obligasi serta pasar uang. Reksa dana jenis ini cocok untuk investor moderat yang belum berani menghadapi risiko saham tetapi ingin mendapatkan return yang lebih besar dibandingkan dengan pasar uang.

3. Reksa Dana Saham (Equity Fund)
Seperti namanya, reksa dana jenis ini menyasar ekuitas di pasar modal. Setidaknya, komposisi saham yang ada dalam portofolio investasi ini mencapai 80% dari total. Karena pergerakan yang lebih volatil, reksa dana ini sebaiknya dilakukan untuk jangka waktu yang panjang, antara 5 – 10 tahun. 





5. Sukuk 

Sukuk adalah Surat Berharga Syariah Negara Ritel atau biasa disebut Sukuk Ritel merupakan surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prisnsip syariah sebagai bukti atas bagin penyertaan terhadap Aset Surat Berharga Syariah Negara, yang dijual kepada individu (Ritel) atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual, dengan volume minimum yang ditentukan. Banyak juga yang menyebutnya sebagai obligasi syariah. 
(+) kelebihan Sukuk
  • Dapat menjangkau investor yang lebih luas, terutama bagi investor yang concern terhadap aspek Syariah, 
  • Untuk mendiversifikasikan portofolio sebagai sumber dana, 
  • Penawaran yang relatif masih rendah, dengan tingkat permintaan yang tinggi.
  • Pada umumnya, sukuk memiliki harga yang rendah atau minimal sama dibandingkan dengan obligasi konvensional. 
(-) Kekurangan Sukuk
  • Struktur yang lebih rumit karena mensyaratkan adanya asset yang mewadahinya (underlying asset)
  • Pajak dan ketidakpastian hukum, 
  • Tidak memiliki benchmark yang resmi, karena sukuk pemerintah belum diterbitkan. 
- Bagaimana cara membeli Sukuk
  • Melalui Mekanisme Pasar Perdanaa, Disebut demikian karena membeli langsung pada agen yang ditunjuk resmi oleh negara untuk melakukan jual beli Sukuk Ritel. Dengan mekanisme tersebut syarat yang perlu dilengkapi cukup sederhana, pertama jelas harus menghubungi Agen penjualan Sukuk Ritel yang telah ditunjuk oleh negara. Selanjutnya, Anda bisa melakukan pengisian formulir sebagaimana yang telah disediakan oleh pihak Agen Penjual Sukuk Ritel (SR). Melampirkan persyaratan terkait data diri dan kependudukan seperti misalnya KTP serta hal lain sebagaimana yang diminta dan diperlukan oleh pihak keagenan.
Mekanisme berikutnya adalah mekanisme keuangan murni seperti misalnya, melakukan transfer dana sesuai dengan jumlah yang ingin dibeli, penerimaan tanda bukti kepemilikan sekaligus juga melakukan pengambilan sisa dana yang ditransfer apabila jumlah Sukuk yang diterbitkan oleh pihak emiten (Pemerintah) tidak mencukupi sebagaimana jumlah dana yang diberikan, memperoleh penjatahan, selanjutnya hanya tinggal menunggu proses investasi bergulir sebagaimana tenor yang diajukan oleh emiten.
  • Melalui Mekanisme Pasar Sekunder, Untuk proses yang kedua ini, pembelian dilakukan melalui mekanisme sebagaimana yang ada dalam proses pembelian obligasi yaitu melalui mekanisme bursa atau perbankan. Proses memakan waktu kurang lebih 2 minggu hingga pihak pembeli Sukuk mendapatkan apa yang disebut dengan Surat Konfirmasi Kepemilikan Sukuk Ritel yang dikeluarkan oleh pihak bursa atau bank umum sesuai dengan mekanisme sekunder yang diikuti.
Jika dilihat dari prosesnya jelas Sukuk sama dengan obligasi, yang aman dan bisa menguntungkan dari segi investasi. Namun memahami cara penggunaannya, ada beberapa perbedaan dalam beberapa hal yang harus diperhatikan dengan seksama agar tidak mendapatkan efek negatif dari investasi yang sedang berjalan.

- Return dan Risiko Sukuk
1. Return
Thursday, 24 March 2016 16:24 WIB - Tolok ukur kinerja pasar sukuk negara, Indonesia Government Sukuk Index-Total Return (IGSIX-TR) akhir pekan ditutup di level 103.6219 atau naik 0,5849 poin week on week (wow). Atau secara year to date (ytd), meningkat menjadi 4,18% ytd dari 3,59% ytd pada akhir pekan sebelumnya. (http://www.syariahfinance.com/pasar-modal/574-return-sukuk-negara-capai-4-18.html)

2. Risiko
  • Risiko Pasar (Market Risk). Risiko pasar merupakan risiko yang timbul dari instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar sekunder (tradable). Risiko pasar sukuk terdiri dari: risiko tingkat suku bunga (interest rate risk), dan risiko nilai tukar (foreighn exchange rate/currency risk).
  • Risiko Likuiditas (Liquidity Risk). Risiko likuiditas merupakan risiko yang timbul, khususnya untuk sukuk yang diperjualbelikan di pasar sekunder, diakibatkan oleh pasar sekunder yang belum likuid dan belum terbentuk dengan baik. 
  • Risiko Operasional (Operational Risk). Operational risk merupakan risiko yang timbul dalam kegiatan bisnis sebagai akibat dari pengelolaan yang tidak tepat, atau karena sebab eksternal. Beberapa risiko yang termasuk dalam operational risk adalah:
1.     Risiko kegagalan pembayaran (default risk)  
2.     Risiko pembayaran kupon (coupon payment risk
3.     Risiko terkait aset (asset risk)
  • Risiko Hukum dan Peraturan (Legal and Regulatory Risk). Dalam penerapan konsep-konsep syariah, seperti penyusunan struktur sukuk dan penggunaan underlying asset, terdapat kemungkinan belum terakomodasi dalam ketentuan hukum yang berlaku, sehingga suatu struktur tidak dapat diaplikasikan karena tidak selaras dengan peraturan tersebut.
  • Risiko Ketidaksesuaian Syariah (Sharia Compliance Risk). Risiko ketidaksesuaian syariah terjadi apabila sukuk yang diterbitkan tidak mengikuti kaidah atau prinsip-prinsip syariah yang telah ditentukan dalam fatwa, baik oleh dewan syariah (sharia advisor) maupun ahli-ahli syariah (sharia scholars).
- Ragam Produk Sukuk
  • Sukuk Ijarah : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah, dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti perpindahan kepemilikan aset itu sendiri.
  • Sukuk Mudharabah: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad mudharabah, dimana satu pihak menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain menydiakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan (nisbah) yang disepakati sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard (niat tidak baik dari mudharib).
  • Sukuk Musyarakah : Sukuk yang diterbitkan berdasarka perjanjian atau akad musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.
  • Sukuk Istishna : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istishna, dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau barang. Adapun harga, waktu penyerahan dan spesifikasi proyek/barang ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.

6. Saham 
Saham merupakan salah satu investasi yang tergolong high risk high return. Saham secara singkat dapat diartikan sebagian kepemilikan atas suatu perusahaan yang dijual oleh perusahaan itu sendiri. Pembeli saham akan merasakan keuntungan maupun kerugian yang diderita oleh perusahaan tersebut. Saham menjadi instrumen investasi  karena Pada umumnya, keuntungan yang didapat dari investasi saham lebih tinggi dari bunga bank. Hal ini dikarenakan perusahaan memperoleh modal dari berbagai sumber, salah satunya adalah pinjaman bunga bank. Karena itu, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari bunga bank agar dapat membayar hutangnya. Keuntungan perusahaan dibagikan dalam bentuk dividen pada akhir tahun kepada setiap pemegang saham sesuai besar saham yang dimilikinya. Investasi saham membutuhkan keahlian yang tinggi untuk dapat terus memprediksi iklim pasar. Selain itu, investasi ini juga harus terus menerus dipantau.

(+) Kelebihan Investasi Saham 
1. Memberikan potensi return yang tinggi dan berkesinambungan.
2. Sangat likuid, saat anda ingin menjualnya, pembeli tersedia. (hal ini dikarenakan Saham memiliki bursa tersendiri yakni Bursa Efek Indonesia yang mempertemukan pihak penjual dan pembeli.)
3. Tidak memerlukan rekruitmen karyawan baru
4. Tidak memerlukan perawatan
5. Tidak perlu membayar pajak selama memilikinya.
6. Nilai saham dapat dipantau dengan mudah di media – media cetak maupun visual.
(-) Kekurangan Investasi Saham 
1. Potensi return yang tinggi pada saham kadang juga diiringi potensi rugi yang besar akibat salah pilih saham. Karena sangat likuid, kadangkala menjadikannya terlalu fluktuatif sehingga saat kita mau menjual harganya tidak sesuai ekspektasi.
2. Tidak memerlukan pegawai, artinya anda sendiri yang memantau investasi saham anda. Kadangkala investor melupakan investasinya karena sibuk pada urusan lain sehingga investasinya terbengkalai.
3, Karena harga saham sangat mudah dipantau, kadangkala mempengaruhi psikologis investor untuk bertindak irasional, terlalu optimis, kadang emosional, dan panik. Bandingkan jika seseorang memiliki tanah untuk investasi, karena harga pasaran sulit diketahui, investor tanah tersebut tidak tahu perubahan harga secara harian.
- Cara Membeli Saham
1. Membuka Rekening Efek
Untuk membeli saham atau bermain saham di BEI terlebih dulu anda diwajibkan untuk membuat rekening saham atau efek atas nama pribadi. Lalu dimanakah tempat untuk membuka rekening saham? Jika anda hendak membuka rekening tabungan tentu saja sobat pergi ke bank. Namun apabila sobat mau membuka rekening saham maka sobat harus datang ke sebuah perusahaan sekuritas terdekat. 

2. Memilih Saham
Setelah anda membuka rekening saham beserta penyetoran saldo awal, tahap selanjutnya anda sudah bisa memulai memilih saham yang hendak dibeli. Ada banyak jenis saham yang bisa anda pilih yang disebut pula emiten. Pastikan anda memilih saham yang mempunyai prospek bagus ke depan, mempunyai pergerakan nilai yang baik, konsisten memberikan laba deviden yang termasuk saham unggulan.

3. Membeli Saham

Selepas anda menentukan memilih jenis saham tertentu yang terbaik dan menguntungkan menurut anda berdasarkan analisa fundamental dan teknikal, tahapan berikutya adalah membeli saham tersebut. Ada dua cara dalam membeli saham tersebut, yaitu:

▪ Membeli saham lewat pialang atau perusahaan broker saham. Anda bisa menelepon langsung perusahaan broker untuk membeli saham yang anda inginkan. Atau sobat bisa datang langsung ke kantor perusahaan sekuritas tempat membuka rekening saham anda tersebut. Kemudian memerintahkan untuk membeli saham yang telah anda tentukan.


▪ Membeli saham secara langsung online. Dengan cara memasukkan order pembelian saham di aplikasi trading saham online system. Setiap broker saham pastinya telah mempunyai layanan aplikasi online ini dan anda bisa memintanya dari mereka. Aplikasi software system yang mesti diinstal di komputer, netbook, smartphone, laptop, tablet atau ponsel anda yang berbasis windows phone, blackberry, android maupun sistem lainnya. Agar investor (anda) bisa melakukan order pembelian saham atau penjualan saham secara online.



- Return dan Risiko Saham

1. Return
Pada prakteknya, para perencanaan keuangan, agen penjual dan bahkan manajer investasi sekalipun tidak ada yang bisa mengetahui dengan pasti berapa return saham dalam 1 tahun. Namun ada kesepakatan tidak tertulis yang menyatakan bahwa prediksi return saham biasanya berkisar antara 15% – 25% per tahun. Namun data historis 3 tahun terakhir sudah membuktikan bahwa hal tersebut tidak terjadi dalam 3 tahun terakhir. (http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2014/02/20/berapa-asumsi-return-investasi-saham-yang-wajar/)

2. Risiko
a. Risiko Perusahaan Bangkrut, Ini adalah resiko terbesar dalam investasi di saham. Jika suatu perusahaan bangkrut, maka kita sebagai pemegang saham minoritas dapat dipastikan tidak akan kepabagian apa-apa dari kekayaan perusahaan tersebut. Resiko ini adalah sebesar uang yang kita tanamkan di perusahaan itu. 

b. Risiko Likuiditas Saham, Resiko likuiditas saham adalah kerugian yang dapat muncul pada saat saham tersebut tidak lagi ada transaksi yang memadai di pasar sekunder. Ini adalah resiko terbesar kedua. Jika saham yang kita miliki tiba-tiba tidak ada transaksi yang memadai di pasar sekunder, apakah karena kinerja perusahaan yang sangat buruk, ataukah, karena kepercayaan pasar yang hilang, atau sebab lainnya, maka dapat dipastikan harga saham kita akan jatuh ke titik terendah, bahkan bisa lebih rendah dari harga terendah yang diizinkan di bursa saham. 
c. Risiko Fluktuasi, Resiko fluktuasi adalah kerugian yang muncul karena saham yang kita miliki harganya turun di pasar sekunder, baik karena faktor makro maupun mikro yang bersifat sementara. Faktor makro misalnya kondisi perekonomian secara keseluruhan, baik di dalam negeri maupun internasional. 

- Ragam Produk saham
1. Saham Biasa (Common Stocks)
Saham jenis ini mempunyai karakteristik yaitu bisa melakukan klaim kepemilikan pada semua penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan. Namun demikian, pemilik atau pemegang saham jenis ini hanya memiliki kewajiban yang terbatas. Keuntungannya adalah jika terjadi resiko terburuk misalnya perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
2. Saham Preferen (Preferred Stocks)
Jenis saham ini didesain sebagai gabungan antara obligasi dan saham biasa. Beberapa investor menyukai jenis saham yang bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Secara umum, karakteristik saham preferen sama halnya dengan saham biasa yang bisa mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan membayar dividen. Pemegang saham ini juga bisa melakukan klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. 
3. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Secara fisik, pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya. Hal ini bertujuan agar mudah dipindahtangankan dari satu investor satu ke investor lainnya. Banyak investor yang memiliki saham ini dengan tujuan memang untuk diperjualbelikan. 

4. Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Kebalikan dari saham atas unjuk, pada saham atas nama pemegang saham tertulis jelas namanya di dalam kertas saham dan cara peralihannya pun juga harus melalui prosedur tertentu.

5. Blue Chip Stocks
Jenis saham ini banyak diburu investor karena berasal dari perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai petinggi di industrinya, dan memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

6. Income Stocks
Jenis saham ini juga mempunyai keunggulan dalam hal kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Kemampuan menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai menjadi daya tarik tersediri bagi investor.

7. Growth Stocks
(Well-Known)
Mirip dengan blue chip, saham jenis ini memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai petinggi di industri sejenis dan dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi.

(Lesser-Known)
Walaupun bukan sebagai petinggi dalam industri, namun jenis saham ini tetap memiliki ciri growth stock. Biasanya merupakan saham dari perusahaan daerah dan kurang populer di kalangan emiten.

8. Speculative Stocks
Investor dengan profil resiko high risk, bisa mencoba jenis saham ini. Saham ini berpotensi menghasilkan laba tinggi di masa depan, namun tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun.

9. Counter Cyclical Stocks
Jenis saham ini paling stabil saat kondisi ekonomi bergejolak karena tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Ilustrasinya jika terjadi resesi ekonomi, maka harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.



Sumber Referensi :
(diakses18 November 2017)

Rangkuman Materi Aspek Hukum dalam Ekonomi

1. Pengantar peranan hukum dalam ekonomi Manusia dan Masyarakat Masyarakat adalah Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama,...